The Evil Within, hampir sebagian akbar gamer tampaknya pernah mendengar nama game yg satu ini, terlepas mereka punya keberanian atau nir buat menjajalnya. Buat Anda yg tidak terlalu familiar, ia adalah seri game survival horror “baru” yang diracik sang Bapak Survival Horror industri game Jepang – Shinji Mikami pada bawah bendera studio developernya yg baru – Tango Gameworks. Memainkan cerita sebagai seseorang detektif yg terjebak pada dalam mimpi jelek super mencekam pada seri pertamanya, ia memang memuat formula game survival horror yang begitu potensial. Beragam kritik yg ada tersebut dijanjikan Tango, akan dibenahi di seri sekuel yg ketika ini sudah bisa dinikmati – The Evil Within dua. - situs slot online Terpercaya
Mengikuti format “unik” Bethesda yg memutuskan buat mengumumkan game teranyar mereka secara perdana beberapa bulan sebelum dirilis, The Evil Within 2 akhirnya tersedia di pasaran. Tango sendiri sempat menjanjikan beberapa perubahan signifikan dengannya, tentu saja buat membuatnya jadi seri yang lebih baik. Satu yang niscaya, mereka bekerja keras buat memastikan kritik yg sempat ada di seri pertama, menurut taraf kesulitan sampai keluarnya bar hitam sinematik yg mengganggu tidak lagi terjadi di seri kedua ini. Mereka juga berupaya berinovasi dengan mendesain sistem global yg lebih terbuka di The Evil Within 2.
Mengikuti nomor di belakang namanya, The Evil Within 2 memang diposisikan menjadi seri sekuel pribadi menurut The Evil Within pertama. Setelah berhadapan dengan keterangan bahwa organisasi misterius sekelas Mobius memang nyata menggunakan teknologi pengendali pikiran mereka bernama STEM Engine yang super berbahaya, Sebastian Castellanos terus berjuang buat membuka tabir tersebut pada publik. Namun sayangnya, 3 tahun berlalu, beliau nir menghasilkan apapun. Mobius terkunci di belakang dinding tinggi yang tidak sanggup dilampaui Sebastian, yang justru berakhir menggunakan gaya hayati tidak baik karena rasa frustrasi yg terpendam. Tetapi tiba-datang, masa lalunya pulang.
Kidman yg sempat “mengkhianati” Sebastian di The Evil Within datang-tiba timbul menemuinya pada bawah bendera Mobius. Kidman hadir menggunakan informasi super mengejutkan yg tidak pernah diprediksi oleh Sebastian sebelumnya. Bahwa anak perempuan yg begitu dia cintai, yg sempat beliau pikir sudah tewas karena kegagalan menyelamatkannya dari tempat tinggal yg terbakar, ternyata masih hayati. Anaknya, Lily, ternyata adalah korban penculikan Mobius beberapa tahun yang lalu. Lily merupakan calon “CORE” potensial buat STEM Engine dan telah sebagai tenaga pada baliknya buat beberapa waktu. Namun untuk sebuah alasan yang misterius & tak sanggup ditangani oleh Mobius, dunia yang diciptakan menurut Lily ternyata berubah menjadi mimpi BURUK besar .
Sebastian diminta buat bekerja sama, membantu Mobius untuk mencari Lily pada dalam STEM Engine itu sendiri. Baginya, ini adalah kesempatan buat bertemu lagi dengan anak yang ia cintai sekaligus, menyelami dalamnya misteri Mobius menjadi sebuah organisasi. Sebastian sepakat dan masuk ke pada mimpi jelek bernama Union City. Di dalamnya tidak hanya tersisa anggota pasukan Mobius yg sempat dikirim buat mencari Lily saja, tetapi pula beragam monster yg entah tiba dari mana. Eksplorasi akhirnya memberikan sedikit jawaban bagi Sebastian tentang apa yg terjadi. Dua kekuatan misterius yang dursila mengemuka, dan keduanya terlihat tertarik dalam sosok Lily sebagai core STEM Engine. Tidak ada lagi opsi selain mengangkat senjata.
Suasana game yang lebih mencekam
Sepertinya sulit buat tidak mengungkapkan sebuah seri sekuel tanpa membandingkan seberapa signifikan peningkatan presentasi yg dia tawarkan dibandingkan menggunakan seri sebelumnya. Walaupun nir berbeda jauh dari sisi lebih jelasnya & tekstur, Anda tetap sanggup merasakan peningkatan yang ditawarkan oleh The Evil Within 2. Salah satu pemugaran yg kami sambut menggunakan tangan sangat terbuka merupakan informasi bahwa Anda tidak lagi dipaksakan untuk menikmati game ini dengan cita rasa “sinematik” melalui bar hitam pada permukaan dan bawah layar. The Evil Within 2 menunjukkan resolusi gameplay penuh layaknya sebagian besar game terkini ketika ini. Anda yang lebih bahagia menggunakan cita rasa sinematiknya tetap mampu menikmati mode ini lewat mode ekstra yang sanggup diakses ketika Anda setidaknya, sudah menuntaskan satu game ini sekali.
Menambahkan dampak grain (yg untungnya juga sanggup Anda atur) memang menciptakan visualisasi The Evil Within 2 sedikit unik. Seolah memperkuat atmosfer bahwa Anda memang tengah masuk ke dalam alam mimpi yg nir konkret, pengaruh ini jua membuat beberapa scene super menyeramkan, terutama pada keadaan gelap, menjadi lebih intens dibandingkan sebelumnya. Seperti tengah menonton sebuah film horror yg nir lagi sekedar Anda rasakan secara pasif, namun interaktif. Peningkatan kualitas rapikan cahaya juga membuat beberapa momen menjadi lebih punya impact yang kuat, terutama buat menciptakan Anda merasa was-was menggunakan apa yg mungkin terjadi & tidak terjadi. Seperti sekedar menempatkan lampu merah yg menyala redup pada atas sebuah pintu misalnya. Ada rasa kecurigaan yg tinggi bahwa di baliknya, Anda akan bertemu menggunakan sesuatu yang tak ingin Anda temui sama sekali. Konsistensi buat permanen mempertahankan elemen gore via darah dan rabat tubuh di sana-sini pula memperkuat sensasi horror tersebut.
Tetapi dari seluruh hal presentasi yang ia tawarkan, kami sepertinya harus menaruh kebanggaan tertinggi pada kualitas audio yg ada. Menikmati game ini menggunakan memakai headset memang nir sekedar buat menciptakan atmosfer yang lebih mencekam saja, tetapi jua buat membantu Anda menerima keuntungan strategis tertentu. Mengingat Anda selalu punya ruang buat menghabisi sebagian akbar musuh secara stealth, mengetahui kapan Anda wajib bersembunyi, berkecimpung, sambil mengintai lokasi target menjadi sesuatu yang cukup esensial. Berita buruknya? Sebastian tidak punya kemampuan “radar” misalnya Joel dari The Last of Us buat mengetahui posisi ancaman ini. Berita baiknya? Desain bunyi yang seksama lewat bunyi-bunyi musuh yg Anda hadapi, akan mempermudah sesi gameplay Anda.
Lebih Mudah dari sebelumnya
Apa yang membuat The Evil Within pertama sulit buat dinikmati? Terlepas berdasarkan ambisi Shinji Mikami buat meracik sebuah game survival horror yg terus menempatkan Anda pada posisi yg ringkih & berbahaya, sulit rasanya buat tidak menyebut bahwa dia hadir menggunakan taraf kesulitan yg nir rasional. Ambisi tersebut berakhir tercederai sang kenikmatan bermain yg berkurang drastis seiring menggunakan bepergian. Game berakhir menjadi sebuah sumber tantangan yg terus memunculkan rasa frustrasi dan bukannya takut atau cemas. Padahal mengikuti poly game survival horror yang dirilis sebelumnya, misalnya Resident Evil 4 misalnya, Mikami sebenarnya punya ruang buat mempertahankan sensasi tadi sembari tetap meracik game “action” yang sanggup dinikmati. Berita baiknya? Mereka membenahi hal tadi di The Evil Within dua.
Jika Anda termasuk gamer yang sempat menyerah menggunakan The Evil Within pertama lantaran taraf kesultiannya, kami mampu menyimpulkan bahwa mencicipinya pada taraf kesulitan normal aka SURVIVAL berujung menjadi pengalaman yang lebih manusiawi, yang tentu saja berakhir membuatnya sanggup lebih dinikmati. Ia tidak lantas mencabut akar survival horror yang seharusnya, dimana Anda permanen wajib mengatur resource seefektif mungkin, dari sekedar item penyembuh sampai jumlah peluru berdasarkan setiap senjata yang ada. Yang ditawarkan oleh taraf kesulitan Survival ini merupakan ruang yg lebih lega buat mengakomodasi kesalahan Anda. Bahwa tidak seluruh langkah dan aksi harus direncanakan sempurna untuk berhemat resource yang terdapat. Ada ruang untuk gagal melakukan stealth, menerima damage yg nir seharusnya Anda dapatkan, membuang peluru yg seharusnya Anda simpan, & sejenisnya. Yang berhasil beliau lakukan merupakan mencabut potensi rasa frustrasi & tekanan, sehingga Anda mampu bernapas lebih lega.
Ruang Gameplay yang lebih luas
Secara garis besar, reputation The Evil Within 2 sebagai sebuah game survival horror sepertinya sudah menjelaskan bentuk gameplay seperti apa yang Anda dapatkan. Benar sekali, ini adalah recreation action yang akan meminta untuk mengatasi setiap ancaman yang ada dengan aid yang terbatas. Sebastian juga tetap akan dipersenjatai dengan beragam senjata mumpuni, dari sekedar handgun, crossbow, shotgun, hingga sniper rifle sekalipun. Untuk menghemat sumber daya yang ada, Anda juga bisa membunuh sebagian besar musuh yang ada secara stealth. Yang perlu Anda lakukan adalah mengendap dan berjalan sedekat mungkin dengan mereka, menekan satu tombol yang dibutuhkan, dan menikmati animasi brutal yang ada. Tentu saja, di beberapa kasus monster yang “spesial”, Stealth tidak akan bisa menghabisi mereka dengan sekali tikam saja. Terkadang ada ekstra peluru yang harus Anda lontarkan, atau bahkan, ada kasus dimana Anda tidak akan bisa melakukan stealth sama sekali.
Tentu saja, buat memperkuat cita rasa horror ini, Tango Gameworks juga membubuhkan beberapa ekstra konten gameplay menarik pada sini. Akan ada situasi dimana Anda berhadapan menggunakan sensasi horror yg sebenarnya tanpa mode “survival” di sini. Mengapa? Karena menurut cerita yg ada, monster yg Anda hadapi ternyata nir mempan tembakan atau ledakan. Sesi gameplay misalnya ini akan lebih serius pada usaha buat bersembunyi, menghindar, & akhirnya menemukan jalan keluar yang ada. Berita baik untuk Anda yang tidak senang dengan gameplay misalnya ini? Sesinya sendiri nir berlangsung begitu usang. Yang kedua? Di keliru satu sesi gameplay, sensasi horror diperkuat lewat sesi yang diambil berdasarkan kacamata orang pertama. Tidak sanggup melawan selain memakai serangan stealth, sesi singkat ini tentu menaruh perspektif baru buat The Evil Within 2. Menariknya lagi? Untuk Anda yang memainkan game ini di PC, sesi ini ternyata bisa dimodifikasi buat holistik gameplay, menurut awal hingga akhir.
Benar sekali, The Evil Within dua sekarang menyuntikkan sistem crafting pada dalamnya. Dengan majemuk material yg tersebar, komponen-komponen ini mampu Anda kumpulkan buat meracik hal-hal yang Anda butuhkan. Gunpowder misalnya, sanggup diracik menjadi peluru. Namun semakin akbar senjata yang ada, semakin banyak juga gunpowder yg dibutuhkan buat meraciknya. Sebagai model? Handgun butuh 2 gunpowder / peluru, ad interim Shotgun butuh lima buah. Menariknya lagi? The Evil Within dua menyuntikan prosedur yg unik di sistem crafting ini. Anda mampu melakukannya di 2 tempat yang disediakan: Bench Table spesifik atau dimanapun Anda inginkan. Melakukan crafting pada bench table akan memungkinkan Anda membentuk item yg Anda inginkan dengan jumlah resource yg lebih sedikit. Sementara melakukannya pada luar bench table, menciptakan resource yang dituntut semakin poly. Contoh? Peluru Shotgun yang tadinya butuh 5 gunpowder pada bench table, berakhir butuh 8 gunpowder pada luar bench table. Sistem seperti ini akan memfasilitasi majemuk situasi yang mungkin dihadapi oleh gamer, tetapi hadir menggunakan konsekuensi yg memicu poly pertimbangan. Brilliant!
Kesimpulan :
Penyempurnaan dari seluruh hal yg sempat dikeluhkan pada seri pertamanya, The Evil Within dua merupakan sebuah versi yang lebih superior. Tidak lagi mengulangi & memaksakan majemuk pendekatan tidak terkenal seperti sebelumnya, dia juga menyempurnakannya menggunakan majemuk inovasi yg berhasil membuat sensasi survival horror-nya terasa lebih optimal. Dari pendekatan global semi open-world, proses crafting, sampai tingkat kesulitan pada level normal yg jauh lebih manusiawi. Di atasnya, pendekatan visual dan presentasi audio yg begitu matang membuatnya sanggup menciptakan atmosfer mencekam, namun di sisi lain, tetap menciptakan Anda akan berakhir menikmati setiap dtk berdasarkan perjalanan berdasarkan mimpi tidak baik modern Sebastian ini. Ia adalah sebuah game survival horror yg dihukum anggun.
Walaupun demikian, harus diakui, bahwa game ini memang nir sempurna. Ada beberapa hal yg pantas kami keluhkan, menurut AI yang nir terlalu responsif pada suara & cahaya pada taraf kesulitan normal, sampai sistem skill yg nir banyak memberikan ruang bagi Anda yg ingin bertempur secara terbuka melawan Lost ini. Salah satu catatan lain yg pantas dibicarakan merupakan kakunya animasi eksekusi steatlh menurut sudut yang seringkali berakhir menciptakan Anda terjebak dalam situasi blunder. Seperti game action pada umumnya, Anda sebenarnya punya kemampuan buat bersembunyi pada sudut eksklusif dan melakukan stealth kill pada Lost yg mendekati Anda. Namun buat alasan yg nir kentara, aksi ini terkadang sulit diandalkan. Pada jarak eksklusif, perintah ini mampu datang-tiba tidak muncul, dan Anda nir bisa mengeksekusinya padahal secara rasional, si musuh masih berada dalam jeda bunuh. Terkadang juga, ruang buat mengeksekusinya begitu sempit, sampai tak berbanding dengan mobilitas cepat Lost yang mengejar Anda.
compareafrique
ReplyDelete.