Saturday, August 22, 2020

Review Game Final Fantasy VII Remake

 

Final Fantasy VII Remake เผยภาพโปสเตอร์ใหม่ ฉากเดียวกันกับ ... 

 

Meracik ulang sesuatu yg sebegitu ikonik dan legendarisnya menjadi produk baru tentu bukan pekerjaan yang gampang. Beberapa industri sempat mengalami proses misalnya ini untuk memenuhi permintaan fans yg terkadang berujung menjadi produk yang jauh tidak selaras menggunakan apa yang mereka pinta. Maka sang peracik produk jatuh ke pada lingkaran setan, memenuhi permintaan fans untuk sebuah produk racik ulang tetapi gagal memenuhi ekspektasi mereka yang begitu tinggi. Situasi dilematis inilah yang menjadi resiko terbesar Square Enix saat mereka, sehabis didorong selama bertahun-tahun, akhirnya mengumumkan secara resmi Final Fantasy VII Remake di E3 2015 yang kemudian. Kini, selesainya lima tahun menunggu, kami menjadi salah  satu gamer yang relatif beruntung buat menjajal dan menyelesaikannya buat pertama kali!


Kontroversi memang mengitari nama Final Fantasy VII Remake semenjak dia pertama kali diperkenalkan. Bersama dengan lebih banyak elemen yg ia hadirkan pada bulan-bulan pertama selesainya E3 2015, banyak gamer original yang datang dengan sudut pandang skeptis. Rasa keberatan disampaikan buat perubahan gameplay dari turn-based sebagai action RPG, penyerahan tanggung jawab pengembangan ke CyberConnect2 (walaupun akhirnya dibatalkan dan berpindah ke studio internal), keputusan buat membaginya ke dalam beberapa bagian, hingga berukuran ruang data yg harus dimuat pada dua-disc blu-ray terpisah. Bahkan sebelum Final Fantasy VII Remake menemukan bentuk terakhirnya, Square Enix dihadpakan pada sebuah “dinding tinggi” yang tampak mustahil buat dilewati. Untungnya, berbekal bakat tim originalnya, mereka tetap nir menyerah.
 

 

 Alur Cerita : 

 

 

Final Fantasy VII Remake เปิดวางจำหน่ายอย่างเป็นทางการแล้ววันนี้ ... 

 

 Dirilis pertama kali pada tahun 1997 silam & berujung menjadi game RPG tiga dimensi pertama buat banyak gamer yang bahkan berhasil membuat mereka jatuh hati pada genre yg satu ini, plot Final Fantasy VII tentu bukan lagi sesuatu yang asing. Seolah nir lekang dimakan waktu, dia jadi galat satu seri yang diskusinya nir pernah gagal mengemuka pada beberapa kesempatan. Maka menggunakan nama “Remake” yang dia usung, Anda sanggup mengantisipasi garis akbar plot yg sekitar sama.


Kalian berperan menjadi Cloud Strife – seseorang mantan pasukan spesifik pada bawah bendera Shinra yang sekarang berperan menjadi seorang tentara bayaran. Yang menyewa Anda? Sebuah organisasi eco-terrorist bernama “Avalanche” yg satu keliru cabangnya dikepalai oleh Barret dengan gatling gun super besar terikat dalam lengannya - Daftar Slot Online

Dengan bayaran yg cukup tinggi, Cloud diminta untuk membantu Avalanche buat menghancurkan galat satu Reaktor Mako yg menjadi sumber tenaga Midgar – sebuah kota metal raksasa berbentuk bak lapisan pizza yang membagi kelas sosial ke pada 2 wilayah besar . Midgar sendiri dibangun sang Shinra Electric Power Company – sebuah korporat masif yg berperan tak ubahnya negara dan pemerintahan, lengkap menggunakan kekuatan militer mereka sendiri. Seperti seekor tikus yang hendak “membunuh” Goliath, Avalanche percaya bahwa misi mereka merupakan sebuah misi suci yang akan menyelamatkan planet dimana mereka tinggal. Avalanche nir ingin ada lagi Mako – tenaga yg berperan tak ubahnya nyawa sang planet – dipompa keluar.


 เผยโฉม Tifa ในตัวอย่างใหม่ Final Fantasy VII Remake - GG Community

 

 Seperti yg bisa diprediksi, misi perdana Cloud beserta menggunakan Avalanche ini berjalan nir semulus yang dibayangkan. Tidak hanya karena ragam tantangan yg harus mereka lalui, tetapi pula kabar bahwa level kehancuran yang baru mereka picu ternyata menyebabkan kematian, kesusahan, dan kepanikan bagi penduduk nir bersalah Midgar yang lain. Di tengah dilema moral yg menerjang, mereka pula wajib  berhadapan dengan kekuatan militer dan intelijen akbar milik Shinra yang tidak hanya memburu mereka, tetapi pula membuahkan mereka menjadi “pion” buat misi dan visi yg jauh lebih besar .

Di sisi yg lain, ada sesuatu yang “aneh” terjadi dalam diri Cloud di dalam kondisi genting ini. Sebuah syarat yang bahkan beliau sendiri, tidak sanggup menjelaskannya. Cloud terus berhalusinasi mengenai sosok laki-laki  bernama Sephiroth yang diyakini merupakan pahlawan perang melawan Wutai di masa kemudian & diyakini telah mati. Sephiroth terus mengungkapkan hal-hal yg tidak bisa diingat ataupun dimengerti oleh Cloud menggunakan “Reunion” menjadi istilah kunci. Seolah perkara yg ia hadapi belum cukup banyak, Cloud dkk juga sekarang pula wajib  berhadapan dengan entitas baru bernama “Whisper” yang terkadang berperan membantu, namun juga terkadang melawan apapun misi yg hendak mereka capai.


Grafik dan Sinematik yang memukau 


Aerith ff remake | Final fantasy girls, Final fantasy aerith ... 

 

 Ketika Square Enix pertama kali mengumumkan bahwa chapter pertama Final Fantasy VII Remake hanya akan merogoh Midgar saja menjadi setting, poly gamer yang terkejut. Bagaimana nir? Lantaran untuk sebuah “porsi kecil” dari cerita versi originalnya, dia membutuhkan 2 keping disc blu-ray yg notabene mengindikasikan kebutuhan data kurang lebih 80 – 100 GB. Square Enix pada kala itu beralasan bahwa besarnya data ini terjadi lantaran banyaknya aset unik yang mereka suntikkan, menurut sekedar objek yang bisa Anda temukan, cut-scene, animasi, hingga NPC yg Anda temui. Kami dengan bangga mengumumkan bahwa mereka nir membual soal itu. Selamat datang pada Midgar yang “seharusnya”!


Hadir menggunakan visualisasi lebih modern berkat implementasi Unreal Engine 4 yg solid, Square Enix berhasil membangun Midgar yang memesona untuk Final Fantasy VII Remake. Untuk gamer yg sempat merasakan versi originalnya, menemukan balik  lokasi-lokasi ikonik menurut majemuk Sector Midgar dalam proporsi yang seharusnya, lengkap dengan ragam lebih jelasnya berdasarkan desain interior sampai rapikan cahaya dramatis yg ia usung memang meninggalkan emosi tersendiri. Bahwa buat pertama kalinya, Anda akhirnya sanggup merasakan Midgar yang seharusnya. Detail misalnya ini juga menciptakan presentasi cerita sebagai lebih baik, lantaran Anda sanggup merasakan secara eksklusif aksi-konsekuensi yg berputar soal aksi petempuran antara Avalanche dan Shinra. Modernisasi ini menaruh Anda citra soal skala yg seharusnya, yang tentu tidak bisa dihadirkan grafis Playstation 1 pada tahun 1997.

Namun ingat, Final Fantasy VII Remake bukanlah sebuah game open-world super luas terlepas berdasarkan berukuran data yg dia usung. Mengikuti kisah menurut seri originalnya, tempat yang Anda singgahi akan berkutat hanya pada beberapa Sector Midgar, yg tentu saja ditentukan sang aksi Cloud dkk. Tetapi misalnya yang kami bicarakan sebelumnya, kuncinya terdapat pada detail. Setiap sector yang dahulu hanya diisi dengan satu 2-karakter NPC & lokasi yg nir terlalu menawan ini, diracik ulang buat mempresentasikan Midgar dalam skala yang seharusnya. Setiap sector yang Anda kunjungi berperan sebagai hub terpisah yang masing-masing memuat kehidupannya sendiri-sendiri, dimana misi-misi sampingan juga tersedia pada dalamnya. Setiap sector ini pula umumnya diperkuat menggunakan beberapa lokasi yg berperan sebagai “zona berbahaya”, umumnya di luar kota, dimana Anda mampu bertarung melawan monster-monster yg pula terkadang, menjadi tuntutan buat side-mission tertentu. Tentu saja, pergerakan Anda menuju ke lokasi baru, seperti halnya pada seri original, akan dipengaruhi oleh sejauh apa cerita Anda berjalan. Sekali lagi, ini bukan game open-world.



Dikombinasikan menggunakan contoh karakter definisi tinggi penuh lebih jelasnya yang akan selalu menemani Anda, yang juga diikuti dengan pergantian model senjata sesuai dengan Equipment yg Anda gunakan, maka mata Anda akan termanjakan selama menikmati FF VII Remake ini. Sayang, tekstur definisi tinggi bisa dibilang tidak merata. Ada beberapa lokasi di dalam Midgar dan beberapa objek, bahkan saat dia tersaji pada sebuah cut-scene esensial, yang masih terlihat mengusung tekstur resolusi rendah. Yang paling menarik? Ada keputusan visual yg bisa menciptakan gamer seri originalnya kegirangan & gamer pendatang baru kebingungan. Seperti halnya di seri original, Final Fantasy VII Remake ternyata pula mengkombinasikan gambar dua dimensi menjadi background dan objek tiga dimensi untuk membentuk delusi skala Midgar, tanpa wajib  membebani poly di sisi performa. Sebuah teknis lawas yang telah jarang ditemui pada industri game ketika ini, yg pada sisi lain, jua sanggup disebut menjadi “homage” buat era Playstation pertama dulu.

 

 menyelam lebih dalam



Anda akan bertemu menggunakan banyak cut-scene baru yang tidak terdapat pada seri originalnya, yang akan membantu Anda memahami dan menyelami kepribadian dan motivasi masing-masing karakter menggunakan lebih dalam. Dari yg penuh dengan rasa cinta & sayang, seperti interaksi antara Barret & anak wanita yg begitu beliau cintai – Marlene. Lewat perbincangan, aktualisasi diri paras, pilihan obrolan, hingga tindak-tanduknya, Anda bisa tahu bahwa Marlene adalah “global” Barret. Anda mampu tahu betapa ia siap melakukan apapun buat masa depan Marlene yang lebih baik, bahkan apabila beliau berhubungan dengan bisnis buat menghancurkan Shinra sekalipun menggunakan cap teroris yang wajib  ia bawa. Ketika Marlene berpotensi jadi korban keganasan Shinra, getar, tangis, & kecemasan Barret dipresentasikan nyaris sempurna, menciptakan Anda tahu bagaimana hancurnya ia sebagai seseorang ayah.



Pendalaman karakter ini juga terjadi di situasi yang lebih “ringan” & menyenangkan, misalnya interaksi persahabatan antara Aerith & Tifa yg di beberapa situasi, memang berpetualang bersama menggunakan Cloud. Melihat bagaimana dua karakter perempuan   ini nir ragu buat mengekspresikan keimutan mereka saat menggoda Cloud, atau bagaimana mereka saling melakukan toss satu sama lain ketika berhasil mencapai misi tertentu siap untuk membuat senyum lebar Anda merekah secara otomatis. Di situasi yang sulit, Anda pula sanggup melihat bagaimana Tifa dan Aerith berusaha menyokong satu sama lain secara moral, menciptakan perasaan “Girl Power!” yang nir terwakili sama sekali di seri original, sekarang menyeruak lebih kuat. Senyum Anda jua nir akan tertahankan waktu melihat ragam strategi yg diambil oleh Jessie misalnya, buat menciptakan Cloud terus tersipu malu.

Satu desain fantastis dari Final Fantasy VII Remake pula mengakar pada keberhasilannya buat membuat pengalaman Anda lebih imersif, lewat sistem opsi yg sekarang muncul dalam majemuk situasi cut-scene yg terdapat. Anda memang tidak akan sanggup mengganti jalan cerita & berujung menerima ending alternatif, namun berdasarkan pilihan yg Anda ambil,  Anda akan memancing respon unik tertentu. Square Enix pula tampaknya tahu keliru satu daya tarik Final Fantasy VII yg berpusat pada hubungan dinamika kisah cinta antara Cloud dan karakter perempuan   lainnya (selain Yuffie) yang sekarang jua didorong menggunakan lebih baik. Sebagai model? Jika Aerith & Tifa sama-sama jatuh berdasarkan loka tinggi & berujung tidak sadarkan diri, karakter mana yg akan Anda bangunkan terlebih dahulu? Final Fantasy VII Remake mendorong hal-hal potensial soal interaksi karakter yang pada beberapa kesempatan, juga diterjemahkan dalam format yg lebih interaktif.



perpaduan modern dan juga clasic


 Salah satu konsep lawas yg dibawa pulang ke Final Fantasy VII Remake merupakan ATB. Jika Anda nir terlalu familiar dengan seri originalnya, ATB merupakan sebuah bar yg merepresentasikan waktu sebelum karakter mampu memilih aksi selanjutnya. Begitu ATB penuh, karakter bersangkutan akan bisa melakukan aksi – baik menurut sekedar menggunakan item, memanggil summon, sampai menyerang. Final Fantasy VII Remake mengadaptasikan konsep lawas ini & membuatnya relevan menggunakan pendekatan action RPG yg beliau usung, sembari mempertahankan fungsi mekanik ini. Hasilnya? Menawan.

ATB sekarang hadir sebagai sistem baru yang menemani pendekatan action FF VII Remake, dimana Anda sekarang memiliki satu tombol serang spesifik, satu tombol buat melakukan guard, dan satu tombol buat melakukan roll supaya Anda bisa menghindar menurut agresi musuh. Namun buat aksi sisanya, Anda harus menunggu sampai bar ATB Anda yang terbagi ke dalam dua-tiga bagian tidak selaras terisi terlebih dahulu. Anda bisa mengisinya dengan memasukkan damage lewat agresi biasa, melakukan guard ketika menerima damage, atau sekedar menaikkan atribut Speed buat mempercepat proses regenerasinya. Seperti pada seri originalnya, ATB merupakan “resource” buat melakukan aksi yang lain – dari mengakses Skills, memicu Spells, melakukan Summon, hingga menggunakan item. Satu-satunya yang tidak butuh ATB hanyalah akses agresi Limit Break yang juga masih berdasarkan pada sistem bar yg pula akan terisi pelan setiap kali Anda mendapat damage.


setiap karakter yang mampu Anda pakai sekarang pula memiliki serangan istimewanya masing-masing. Bahwa pada luar serangan biasa dengan tombol kotak yg sempat kami bicarakan sebelumnya, mereka jua punya serangan khas sesuai karakteristik menggunakan tombol segitiga. Cloud sanggup mengakses “Punisher Mode” buat agresi lebih lambat yang menghasilkan damage akbar sekaligus sistem counter waktu melakukan guard, Barret mempunyai “Overcharge” yg adalah serangan proyektil menggunakan damage akbar yang butuh proses charging, Tifa didukung menggunakan 3 jenis agresi yang bisa diperkuat & diubah menggunakan “Unbridled Strength”, & tentu saja – Aerith yang mempunyai “Tempest” – homogen agresi AOE mini   berbasis magic. Mengingat serangan-agresi ini tidak mengkonsumsi ATB dan justru bisa dijadikan resource buat membuatnya penuh, memanfaatkannya di timing yang tepat atau mengkombinasikannya dengan Skills lain akan memainkan peran yang krusial.

Maka sisanya, seperti sebuah seri Final Fantasy VII yang seharusnya, adalah mencari dan memanfaatkan Materia menggunakan seefektif mungkin. Untuk Anda yg tidak terlalu familiar, Materia merupakan sebuah sistem “equipment” yang mampu Anda sematkan di senjata atau aksesoris buat mengakses skill atau spell baru, mendapatkan buff spesifik di status, atau mengubah bagaimana sisi ofensif atau defensif Anda bekerja. Dengan begitu poly varian yg kelasnya dipisahkan menggunakan warna, Materia masih memainkan peran super krusial di Final Fantasy VII Remake seperti pada seri originalnya.


Kesimpulan :

Maka menghapus seluruh keraguan yg sempat terjadi, Square Enix berhasil melakukan sesuatu yg tidak mungkin – meracik ulang sebuah game JRPG legendaris, nir hanya dalam kapasitas yg lebih indah, namun jua memperkuat, memperdalam, dan memberikan nilai tambah ekstra bahkan buat mereka yang telah familiar dengannya sekalipun. Dengan eksekusi cantik nyaris pada semua lini, kisah emosional penuh hati, dan aksi ekstrim penuh kontroversi, ini merupakan pencapaian tinggi yang pantas dirayakan nir hanya sang Square Enix, namun jua para fans Final Fantasy VII pada semua global, termasuk Anda.

Seperti berhasil menggenggam sesuatu yang mustahil untuk digapai, tidak terdapat lagi kalimat yang lebih sempurna buat mengungkapkan apa yg berhasil dilakukan Square Enix menggunakan Final Fantasy VII Remake ini. Meracik ulang sebuah seri legendaris tentu bukan pekerjaan yg gampang, apalagi buat sebuah game yang sudah menyentuh hati banyak gamer & menjadikannya pondasi buat mengikuti produk lain di aliran yg sama. Namun, dengan keterlibatan tim original di dalamnya, Square Enix berhasil melakukannya! Mereka berhasil menciptakan Final Fantasy VII tidak hanya relevan pada konteks ranah video game terkini, tetapi pula meraciknya sebagai game action RPG yang terhitung solid menggunakan kualitas visualisasi yang memesona. Cara mereka menangani proses Remake tentu pantas dicontoh, karena bukan sekedar mempercantik dan membuatnya lebih modern berdasarkan sisi gameplay, mereka pula mengusung begitu poly nilai tambah istimewa yang akan menciptakan gamer-gamer yang telah menikmati seri originalnya sekalipun, akan terkesima sejak pandangan pertama. Sebegitu efektif dan kuatnya cara mereka mempresentasikannya, kami bahkan tidak membuat malu buat mengakui bahwa kami ikut menitikkan air mata di momen-momen emosional yang sebenarnya kami memahami akan datang. Seefektif, sekeren, & sefantastis itu

1 comments: