Tuesday, August 11, 2020

Devil May Cry 5 : Pertarungan yang lebih menantang

 

 
 
 Bahwa mengamini sesi gameplay super singkat kami pada event TGS 2018 yg lalu, Capcom memang mengusung strategi serupa dengan apa yg mereka lakukan dengan Resident Evil 7 dan Resident 2 Remake – mempertahankan daya tarik lawas namun dengan visual baru. Bersamanya juga, mereka mendorong cerita lebih jauh sekaligus memperkenalkan karakter baru yang menyegarkan. Sejauh impresi pertama kami, eksekusinya memenuhi apa yang kami butuhkan dan inginkan.



Alur Cerita : 


 
 
 
 Dengan timeline baru yg dikonfirmasikan Capcom, Devil May Cry lima sekarang berperan sebagai sekuel eksklusif berdasarkan Devil May Cry 4.

Capcom memang telah mengkonfirmasikan perubahan timeline cerita Devil May Cry beberapa waktu kemudian dan memosisikan Devil May Cry 4 sebagai sekuel menurut Devil May Cry 2. Dengan perubahan tadi, kelangsungan cerita Devil May Cry sekarang mengikuti angka yang membesar, menggunakan perkara unik “3” yang berperan sebagai prekuel dari keseluruhan saga ini. Sistem misalnya ini menciptakan Devil May Cry 5 sekarang berperan sebagai sekuel langsung dari Devil May Cry 4, sekaligus mengkonfirmasikan versi animasinya menjadi bagian menurut cerita canon buat diperhatikan.-situs Slot Online Terpercaya


Berita baiknya? Capcom cukup mengerti bahwa akan ada banyak gamer yang tertarik dengan seri kelima ini, melompat masuk, dan menikmati sisi gameplay yg beliau tawarkan tanpa pernah memainkan keempat seri Devil May Cry sebelumnya. Untuk gamer-gamer seperti ini, Capcom menaruh sajian terpisah bernama “History of DMC” yang misalnya mampu diprediksi, memuat kesimpulan cerita setiap seri dalam timeline baru. Berita baiknya? Ia memesona. Cerita timeline disajikan dengan sederhana, tepat sasaran, dan memuat seluruh keterangan penting yang memang esensial bagi gamer pendatang baru buat langsung menikmati Devil May Cry lima ini. Jauh lebih baik dari apa yang dilakukan Kingdom Hearts 3 berdasarkan Square Enix dengan sajian serupa mereka beberapa ketika kemudian.
  




Memenuhi permintaan misterius menurut “V”, Dante berangkat buat menghancurkan iblis baru nan misterius.Iblis tadi bernama Urizen. Duduk pada atas singgasana pada atas pohon iblis – Qliphoth, beliau ternyata lebih kuat daripada yg dibayangkan.


Cerita Devil May Cry 5 sendiri berpusat dalam sosok misterius yang menyebut dirinya sendiri sebagai “V”. Ia berujung mengunjungi Dante pada kantor Devil May Cry buat sebuah tugas yang nir gampang buat dilakukan – menghancurkan sosok iblis super kuat yg mengancam. Dante yang kebetulan butuh uang buat membuat kantor perburuan iblisnya permanen hayati eksklusif menyanggupinya, walaupun V sendiri telah memberikan wejangan soal level ancaman yg jauh lebih tinggi dibandingkan seluruh hal yg pernah dilawan Dante selama ini. Iblis super kuat tadi diketahui bernama Urizen & dia hidup di atas singgasana pohon iblis bernama Qliphoth. Tetapi sayangnya, Urizen ternyata jauh lebih kuat daripada apa yang diprediksi sang Dante dkk. Mereka berujung “dibantai” menggunakan nasib akhir yang nir kentara.


Sementara pada sisi lain, Nero yang sempat berusaha membantu Dante melawan Urizen jua nir sanggup berperan poly buat membalikkan keadaan. Ditahan sang V atas nama buat “mengamankan” satu-satunya potensi buat mengalahkan Urizen apabila Dante berujung mati, Nero yg berapi-api pun harus ditarik mundur. Kondisi jua memburuk mengingat tangan iblis Nero yang menjadi senjata utamanya – Devil Bringer juga berhasil dipotong & dicuri oleh sosok misterius beberapa saat sebelumnya. Kondisi yg membuat Nero kini   harus menggunakan tangan mekanik bernama “Devil Breaker” yang diracik oleh engineer wanita penuh semangat bernama Nico. Urizen sebagai ancaman yg tidak sanggup lagi dilihat sebelah mata.



Dengan Perubahan Yang Modern 






Apabila ada satu hal yang ingin kami puji dari langkah Capcom terlepas dari implementasi RE Engine yang dia usung, merupakan nir memaksakan “wajah realistis” ala Resident Evil 7 & Resident Evil 2 sebelumnya yang memang didasarkan  dalam paras model di global konkret. Mereka berhasil mempertahankan bentuk wajah dari seri sebelumnya, membuatnya lebih modern, tetapi pada sisi lain – tetap terasa familiar bagi gamer yg sudah sempat mengenal mereka pada masa kemudian, termasuk Dante sekalipun. Acungan jempol bahwa terlepas menurut beragam perubahan yang diusung, Devil May Cry lima nir poly mendapatkan “kontroversi” lantaran arah baru modern buat karakter-karakter mereka ini. Mereka bahkan berhasil mengeksekusi tampilan Trish & Lady dalam gaya “terkini” yg keren.


Sementara menurut desain monster, Devil May Cry memang selalu hadir menggunakan desain yang nir pernah mengecewakan. Untuk seri kelima ini harus diakui, bahwa terdapat beberapa boss yg jelas terinspirasi atau memang berhubungan musuh atau boss yang sempat Anda tundukkan pada masa lalu, sehingga bagi mereka yg sempat mencicipi seri lawasnya mungkin sedikit merasakan minimnya variasi di seri teranyar ini atau justru, jatuh hati karena sensasi nostalgia yang terdapat. Namun hadir berdasarkan dalamnya neraka, tidak terdapat satupun desain iblis ini yang mengecewakan. Dari kembalinya Cerberus dalam bentuk yg lebih garang, hingga Goliath yg lewat mulut pada perutnya siap buat menelan siapa saja. Mengancam & memukau, ini yang akan Anda rasakan setiap kali berhadapan dengan boss di seri ini. Berita baiknya? Musuh biasa yg Anda temui juga hadir menggunakan desain sama kerennya, sembari siap untuk tampil menyebalkan lewat animasi agresi yg terdapat. Cukup bagi kami buat mengutuk siapapun yg mendesain musuh dengan kemampuan teleport di sini.


Kami menyukai perubahan kepribadian Nero yg mengingatkan Anda dalam Dante belia.

Kami juga lega melihat karakteristik karakter primer seperti Dante & Nero yang kembali tampil menjadi para pemburu iblis yang nir pernah lupa cara bersenang-senang . Dengan Dante yang untungnya tidak terinfeksi sindrom “Devil May Cry dua” dan pulang menggunakan begitu banyak momen menggelikan, kami juga bergembira melihat Nero mulai memberitahuakn kecenderungan yg sama. Rasa arogan yg terbayar lewat kemampuan membasmi iblis yg memang tidak mampu dicermati sebelah mata mengingatkan Anda dalam aksi Dante pada masa kemudian. Sebuah perubahan karakter yg kami sambut menggunakan tangan terbuka.



Karakter Dengan Gaya Yang Berbeda 




Cita rasa klasik memang akan pribadi Anda temui pada Devil May Cry 5, yang akan menciptakan Anda merasa familiar, terutama bila Anda sempat mencicipi seri-seri sebelumnya. Mereka mempertahankan gaya kamera yg walaupun sanggup Anda atur dengan lebih bebas waktu ini, namun mencerminkan cita rasa fixed yang jelas seperti seri terdahulu. Anda akan bertemu menggunakan banyak skenario dimana perseteruan atau proses eksplorasi terjadi menggunakan sudut kamera yg terhitung dekat, tetapi langsung diubahsuaikan (menjauh) ketika syarat pertarungan mengharuskan hal tadi. Sudut kamera seperti ini bahkan tetap menciptakan aksi platforming, melompat menurut satu loka ke loka lain, terasa sedikit sulit. Tetapi alih-alih terasa menyebalkan, situasi ini justru membuat sensasi nostalgia yg kuat.

Maka seperti seri Devil May Cry sebelumnya, ia tetap game action yg diracik penuh gaya. Bahkan gaya mampu dibilang adalah “elemen primer” untuknya. Semakin bervariasi serangan Anda, semakin poly kombo yg Anda hasilkan, semakin efektif Anda menghabisi bar HP musuh, maka Anda akan berhadapan menggunakan nilai gaya yg bertambah juga. Berangkat dari “D” sebagai nilai terendah hingga “SSS” sebagai nilai tertinggi, angka gaya ini akan menentukan seberapa banyak Red Orb yang Anda tuai. Maka seperti yang sanggup diprediksi, Red Orb berfungsi menjadi resource buat memperkuat setiap karakter yg terdapat lewat sistem beli item & kemampuan, baik lewat Van





Nero datang dengan Devil Breaker. Mengingat Devil Bringer yg jadi andalannya pada seri keempat hilang karena Yamato, kerjasama dengan Nico memberikannya tangan mekanikal baru. Kerennya lagi? Tidak hanya satu, akan ada begitu banyak varian Devil Breaker yang bisa dipakai Nero di sepanjang perjalanan, yang masing-masing darinya punya sifat & kegunaan yang tidak selaras. Ada Devil Breaker seperti “Tomboy” yang akan secara otomatis mengaktivitasi motor pedang Nero ke level maksimal , “Punch Line” yang mampu membuat tangan tadi meluncur & menyerang musuh secara otomatis, hingga “Gerbera” yang memungkinkan Anda buat melompat di udara sembari menghasilkan damage dalam musuh.


Secara sederhana, Devil Breaker berperan sebagai “pengganti” Devil Bringer yg terhitung relatif efektif. Apalagi ia juga diperkuat menggunakan kemampuan Grab ala Devil Bringer yg memungkinkan Nero buat menarik musuh mendekat atau membuatnya mendekati musuh lebih besar  secara instan, membuka potensi buat agresi kombinasi lebih lanjut. Nero juga balik  dengan kemampuan charging buat pedang bermotor-nya yang spesial  , memungkinkan agresi damage lebih akbar jika dihukum dengan baik. Dengan seluruh kombinasi hal yang mampu ia lakukan, lapisan strategi buat bermain Nero memang menebal, terutama di playthrough pertama. Ini bukan lagi soal seberapa cepat Anda menyerang atau menghindar, namun pula memikirkan runtut Devil Breaker yang Anda bawa ke permasalahan.






V datang sebagai karakter yang paling unik dan tidak selaras dibandingkan Nero & Dante (yang akan kita bahas selanjutnya). Karena alih-alih bertarung menggunakan tangannya sendiri, V berperan menjadi summoner yg mengandalkan tiga monster andalannya – Griffon (burung), Shadow (panther), & Nightmare – sebuah monster super besar yang mampu berubah bentuk menggunakan kemampuan laser yang hebat. Nightmare diposisikan sebagai serangan ultimate serupa dengan Devil Trigger, ad interim Shadow adalah serangan melee dan Griffon adalah agresi range. Mengingat posisinya yang lebih rentan, Anda memang didorong  untuk bermain dengan lebih berhati-hati menggunakan V. Menjaga jarak sembari memberikan perintah bagi ketiga monster Anda buat menghabisi siapapun yg berada di depan mata merupakan solusi terbaik. Pada akhirnya, V akan bergerak buat melemparkan serangan terakhir pada siapapun musuh yg berhasil dikalahkan sang sang summon.


Harus diakui, bahwa berdasarkan ketiga karakter yang terdapat, V memang terhitung menjadi karakter yang paling noob-friendly. Mengapa? Lantaran ada banyak situasi yg memungkinkan Anda untuk melakukan spamming summon Anda, tanpa sekuens khusus ala Devil May Cry selama ini, & melihat bar “gaya” Anda melonjak menggunakan cepat & musuh yang kelabakan. Yang perlu Anda lakukan menggunakan V hanyalah memastikan diri berada pada belakang garis pertempuran dan menghindari jika diperlukan. Sisanya? Menekan tombol melee & range seganas mungkin & mengeluarkan Nightmare jika momen itu sempurna. Bahkan pada taraf kesulitan tinggi, strategi seperti ini masih bisa berhasil.







Sementara buat Dante, pemburu iblis super keren ini masih misalnya yang Anda kenal. Berbeda menggunakan Nero yg mengandalkan Devil Breaker, serangan Dante difokuskan dalam satu istilah – Fleksibilitas. Pertama, ia diperkuat dengan 4 butir jenis gaya – Trickster (evade), Gunslinger (range), Swordmaster (melee), dan Royal Guard (defense), yang masing-masing akan memberikan Anda skill spesifik bergantung senjata yg tengah Anda gunakan, sampai Anda bisa menyesuaikannya dengan kondisi konflik. Kedua? Dante punya kemampuan buat berganti-ganti senjata range & melee secara instan ketika bertarung. Bergantung pada seberapa “jago” dan cepat tangan Anda, ada begitu banyak potensi serangan kombinasi yg mampu Anda hasilkan. Bahkan pada usianya yang terlihat semakin menua, Dante permanen jadi pemburu iblis menggunakan kombinasi serangan paling penuh gaya.





Kesimpulan :


Jadi apa yang sanggup disimpulkan menurut Devil May Cry lima? Kami menggunakan nir ragu menyebutnya sebagai seri fantastis yang membuat proses menunggu belasan tahun terbayar cantik. Seolah ingin menerangkan bahwa mereka sekarang kembali pada bentuk terbaiknya, Capcom memahami benar  apa yang diinginkan sang fans buat Devil May Cry 5 & memastikan setiap elemen tersebut dipenuhi. Kita berbicara soal aksi gameplay yang masih penuh gaya, sensasi action yg intens, musik super keren, dan visualisasi berbasis RE Engine yang memesona. Semuanya dibalut menggunakan kesempatan buat menikmati dan menguasainya di taraf kesulitan lebih tinggi, mendapatkan reward sepadan, sambil menikmati cut-scene super keren yang siap memanjakan mata. Jangan lupa soal kehadiran Nico & bagaimana karakter ini berujung tidak sekedar menjual sensualitas.


Walaupun demikian, Devil May Cry 5 merupakan sebuah seri yang benar-benar kami rekomendasikan, baik untuk Anda yg telah familiar dengan franchise ini ataupun yg baru hendak terjun di dalamnya. Capcom berhasil meracik sebuah seri yang akan memuaskan dua jenis gamer seperti ini lewat beragam hukuman tepat sasaran pada semua lini. Great job, Capcom!



1 comments: