Tuesday, July 21, 2020

Riview Dan jalan cerita outlast 2 : tidak jauh berbeda dengan yang pertama

https://ebobet.vip 




Hampir sebagian besar  gamer sepertinya telah mengenal nama Outlast, terlepas apakah mereka punya keberanian buat mencicipinya atau tidak. Mengambil formula game action yg tak memungkinkan oleh karakter primer untuk melawan & hanya sanggup “hidup” menggunakan berlari & bersembunyi, game racikan Red Barrels ini berakhir fantastis karena kemampuannya menawarkan atmosfer yang terasa begitu tepat. Satu yg menarik? Ia pula ditutup menggunakan cerita sci-fi yang cukup solid buat sebuah game yg berakibat horror sebagai daya tarik utama. Kini, mereka kembali menggunakan seri kedua yg mereka janjikan akan hadir dengan pendekatan yg jauh lebih menyeramkan Ebobet


Alur Cerita


https://ebobet.vip 

 Untuk kedua kalinya, Anda akan berperan sebagai seorang jurnalis di franchise Outlast. Di Outlast 2 ini, bersama dengan istri Anda yang setia – Lynn, Anda akan berperan sebagai Blake Langermann. Tugas untuk melakukan proses investigasi menyeluruh terhadap tewasnya seorang wanita hamil secara misterius bernama Jane Doe membawa Anda masuk ke dalam teritori Arizona yang misterius. Namun untuk alasan yang misterius, helikopter yang Anda tumpangi bersama Lynn tiba-tiba mengalami masalah teknis dan terjatuh.


Terbangun menurut syarat tak sadarkan diri selama beberapa saat, Anda menemukan helikopter yg sempat Anda tumpangi sekarang berubah sebagai kobaran barah raksasa di permukaan tanah. Usaha buat mencari istri Anda – Lynn di antara reruntuhan tersebut justru menghadapkan Anda pada mimpi yang bahkan lebih buruk.  Si pilot yg sebelumnya hidup, sekarang terikat pada atas tiang kayu dengan kulit tubuh yang sudah menghilang darinya. Pelan akan tetapi niscaya, Anda mulai mengerti bahwa Anda sekarang berhadapan dengan situasi yg tidak pernah Anda  bayangkan sebelumnya. Bahwa kisah buat mencari Jane Doe ini mulai berubah menjadi kisah buat bertahan hayati.


https://ebobet.vip 



 https://ebobet.vi





Blake terjebak pada dalam permasalahan di antara 2 grup yang sama gilanya. Di satu sisi, ada sekte sesat pimpinan Sullivan Knoth yang meyakini bahwa anti-Christ (Iblis) akan lahir menurut rahim galat satu wanita di sekitar wilayah tersebut, dan menjadi misinya lah, untuk memastikan setiap bayi yang lahir dari mereka mati. Sementara menurut sisi lain, tak sedikit yg mulai menyadari “kesalahan” Knoth tadi dan mulai membangkang, menyebut diri mereka sebagai “The Heretics”. Dipimpin oleh Val, mereka justru ingin Anti-Christ ini hadir & membawa akhir dunia. Sebuah konsep yg gila memang, tetapi apa yg ia lihat secara eksklusif menciptakan Blake harus percaya, bahwa ia memang tengah terjebak pada neraka dunia.




Sementara pada sisi lain, Blake jua berhadapan menggunakan sebuah halusinasi berdasarkan masa kemudian yg terus ada begitu beliau berhadapan dengan ketika-ketika genting. Haluninasi ini membawanya waktu beliau masih mudah dan mengenyam sekolah awal. Lorong sekolah sepi menggunakan kelas penuh bangku kosong jadi tema utama. Di dalamnya, Blake selalu bertemu menggunakan seseorang anak perempuan   yg sempat menjadi temannya dan Lynn – Jessica. Sebuah nama yg sudah lama   beliau dengar ataupun jangan lupa sama sekali. Sama seperti yg wajib  ia nikmati pada dunia nyata, horror pula menjadi bagian tak terpisahkan menurut halusinasinya ini.




Grafik yang mempesona



https://ebobet.vip 


 Bahkan pada beberapa titik permainan, terutama dalam ruangan & scene halusinasi Blake yg membawanya ke setting sekolah berhasil hadir dengan lebih jelasnya foto-realistis yang memesona. Tanpa mengetahuinya menjadi bagian dari video game, Anda sanggup saja mengambil screenshot dan mengecoh orang umum  menggunakan menyebutnya menjadi objek yg memang Anda “tangkap” di global konkret. Kualitas lighting yang ditawarkan mengingat event yang Anda lalui sebagian akbar terjadi pada malam hari jua pantas buat diacungi jempol. Untuk menghadirkan kesan yg lebih sinematik, Red Barrels juga menyuntikkan impak grain yg lebih kentara, terutama ketika Anda memakai kamera video Anda yang tetap jadi identitas primer pada Outlast 2 ini.


Outlast 2 Gameplay pt 6 WITCH BITCH IS BACK - YouTube



z3PZre4 - Kitsuga

 Satu yang menarik menurut Outlast dua adalah bisnis yang jelas dari Red Barrels buat nir lagi sekedar mengandalkan “Jump scare” murahan layaknya seri pertama buat menciptakan atmosfer horror yg kentara. Bahwa misalnya game-game horror terkini yang solid belakangan ini, mereka ingin memastikan perasaan tegang dan menyeramkan tadi kini   lebih difokuskan buat muncul menurut setting yang mereka racik atau desain “monster” yg mereka tawarkan. Menurut kami langsung, ini adalah sebuah arah yang solid, walaupun mungkin banyak gamer pada luar sana yg mungkin berujung tidak menyebarkan sentimen yang sama.

Sayangnya, berdasarkan sisi gameplay, kami tak sanggup menyebut Outlast 2 lebih baik daripada Outlast pertama. Ia masih memberikan formula serupa yang sama dengan seri pertamanya, sebenarnya. Anda permanen berperan sebagai karakter utama yang  tidak bisa melawan dan hanya bisa berlari buat mencapai area selanjutnya dan menempuh progress cerita. Terkadang, di satu titik permainan, Anda akan dituntut untuk mencari dan menemukan item tertentu & melakukan kegiatan spesifik sebelum mampu melanjutkannya. Untuk Anda yang sudah sempat merasakan Outlast pertama ataupun game horror lain yg tak memungkinkan Anda buat banyak melawan, maka Anda tampaknya sudah mampu mengerti soal apa yg ditawarkan Red Barrels di Outlast 2 ini.


1 comments: